Masukan kata pencarian | Misal Sepatu Mahawiswa, Baju Kuliah, Celana Kerja, Kemeja Kerja

Yuk jalan-jalan dengan voucher hotel dan tiket pesawat murah! Tiket hiburan juga ada.

Kemegahan Watu Timbang Raung



Kemegahan Watu Timbang Raung
Batu Timbang Raung adalah  sebuah batu  megah yang berdiri kokoh dan sangat tinggi yang terletak jauh dari kota Labuan bajo tepatnya di desa Rego, kec.Masang Pacar, Kab. Manggarai Barat.  Batu ini menyimpan kenangan pahit di masa lampau. Batu Timbang Raung berasal dari bahasa Manggarai, Flores,NTT yang terdiri dari 3 kata: Watu artinya batu,timbang artinya menimbang atau menghitung dan raung artinya utang. Jadi Watu Timbang Raung adalah sebuah batu yang digunakan untuk menimbang atau menghitung utang. SejarahWatu Timbang Raung ini menjadi saksi bisu dalam  sebuah upacara untuk melunasi utang dengan cara menimbang atau menghitung.sejarah watu timbang raung memiliki banyak versi.


Dahulu Kala ada seseorang yang memiliki utang yang banyak dan ia tidak mampu membayarnya. Untuk membayar dan melunasi utang tersebut ia mempertaruhkan nyawa anak perempuannya sendiri. Anak perempuan ini sangat cantik dan rambutnya sangat panjang.
Syarat  untuk melunasi utang tersebut adalah dengan melewati sebuah batu yang panjang kira-kira 4 meter panjanya di atas ketinggian kurang lebih 30 kilometer. Posisi batu Panjang tersebut dikeliling oleh tebing yang sanagat terjal dan sangat dalam. Bisa membayangkan ketika seseorang jatuh dari atas batu yang tinggi tersebut.
Kebiasaan masyarakat dulu di Rego bahwa perempuan selalu membersihkan rambutnya dengan air kelapa agar selalu berminyak. Untuk itu perempuan yang timbang tadi harus bisa melewati batu panjang tersebut dengan cara berdiri sambil berjalan dan selalu mengosok atau membersihkan rambutnya dengan kelapa (Bahasa orang Rego adalah “Rono Nio”). Disini dibutuhkan keseimbangan, kosentrasi dan ketelitian. Karena jika tidak ada keseimbangan, ia akan jatuh dan mati.
Tantangan yang diberikan kepada perempuan yang cantik ini agar bisa melunasi utang tersebut adalah ia harus mampu melewati batu panjang dengan cara berdiri sambil berjalan dengan selalu mengosok rambutnya dengan air kelapa empat kali. Karena ketelitian, kosentrasi dan keseimbangan mejadi hal yan utama.
Dalam cerita ini ia berhasil melewati tantangan ini tanpa ada hambatan apapun. Akhirnya utang tersebut bisa di bayar dan dilunasi setelah berhasil melewati tantangan tersebut. Tempat ini diberi nama Watu Timbang Raung yang berarti menimbang utang atau menghitung utang. 
Pada zaman dulu, sebagaimana dikisahkan leluhur dan orangtua-orangtua di wilayah Kampung Kengko dan Rego serta kampung tetangga sekitarnya bahwa ada seorang laki-laki berambut panjang memiliki banyak utang padi. Sang pemilik padi terus menagih utang, namun orang itu tidak sanggup membayarnya. Tahun demi tahun, utang padi terus bertumpuk. Orang itu tak sanggup membayarnya. suatu hari pemilik padi menagih lagi kepada orang itu, tetapi orang itu tidak sanggup membayarnya. Lalu, pemilik padi menghukum orang itu dengan disaksikan banyak orang dengan menyuruh naik ke atas batu yang tingginya ratusan meter.
Di batu itu ada cabang berbentuk meja. Pemilik padi menyuruh orang itu agar naik ke batu sampai di cabang yang berbentuk meja. Sang pemilik meminta kepada orang yang berutang itu untuk membawa Nio (isi kelapa tua), Leke (Tempurung), dan sisir serta Wae (air).
Saat itu,  sebagaimana dikisahkan oleh orangtuanya, jika orang yang berutang itu mampu sampai ke batu meja itu serta melakukan Rono (membersihkan rambutnya dengan air kelapa) maka utangnya lunas. Waktu pemilik pai berpikir bahwa orang yang berutang itu pasti jatuh.
Ternyata, orang yang berutang itu sanggup menggapai batu meja tersebut serta membasahi rambutnya dengan air kepala. Dia duduk di batu meja itu sambil membasahi rambutnya dengan air kelapa.
Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu heran dan kagum dengan kekuatan yang dimiliki oleh orang berutang. Ternyata dia tidak jatuh.
Saat itu juga sesuai janji dari pemilik padi bahwa utang padinya terhapus dan sesudah menyelesaikan tugasnya, orang yang berutang turun dari batu itu disambut gembira oleh seluruh warga yang menyaksikannya. Namun, batu berbentuk meja itu sudah jatuh akibat guncangan gempa beberapa tahun silam.
Watu timbang memiliki keunikam tersendiri yang di tawarkan untuk para penunjung. Watu Timbang Raung merupakan tempat yang ideal untuk kegiatan pendakian tebing karena memiliki  ketinggian dan tantangan yang menarik untuk para pendaki. Selain itu, di sekitar  areal Watu Timbang Raung juga terdapat banyak daya tarik wisata  yang  dapat di nikmati seperti tempat ziarah Niki Ketek, danau Sano Ndoeng, Gua Alam Lanting, Air Terjun Bungsu Rewung, dan perkampungan adat Rego, Kengko, Wontong, Baru dan Pongkal. Keindihan alam yang menakjubkan  dapat memanjakan mata. Pohon pohon nan hijau menambah kesejukan setiap udara yang di hirup. Di daerah ini juga wisatawan dapat menyaksikan secara langsung pembutan gula merah dan arak (tuak) minuman beralkhol yang di produksi secara tradisional oleh masyarakat setempat yang bahan dasarnya berasal dari pohon enau.
Watu Timbang Raung terletak di kampong Rego,Kec. Masang Pacar, kab. Mabar,Flores, NTT,  dapat  di tempuh dengan kendaraan bermotor atau mobil sekitar 4 jam perjalanan.







Posted in Labels: , |

0 comments:

Gudang Voucher dan Tiket

Cari Mode Terbaru Disini!

Akpar Denpasar ada disini: